Rabu, 18 April 2012

Thomas Aquinas


Thomas Aquinas
Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog yang berasal dari Italia. Perjalanan hidupnya dimulai dari tahun 1225 sampai dengan 1274 dan dalam perjalanan hidupnya yang cukup panjang tersebut, ia mengeluarkan karyanya yang sangat terkenal, yaitu suma teologika.
            Aquinas dilahirkan di Roccasecca dekat Napoli, Italia. Ia berasal dari keluarga bangsawan Aquino, yang kemudian menjadi nama belakang Thomas Aquinas. Ia memulai pendidikannya sejak berumur 5 tahun dan ia merupakan satu dari tiga puluh tiga tokoh yang ajarannya diakui oleh gereja Katolik Roma. Selain itu, Aquinas merupakan salah satu filsuf yang membela dan mengikuti paham Aristoteles.  
            Perjalanan hidupnya tidaklah mulus. Pasalnya, ajaran yang diberikannya ditolak dengan sangat oleh ordo Fransiskan, yang merupakan ordo pertama Aquinas karena dianggap sebagai ajaran sinkritisme dengan memasukan ajaran filsafat di dalam ajarannya. Penolakan ini semakin menjadi saat Aquinas memutuskan untuk berpindah dari ordo Fransiskan ke ordo Dominikan.
            Gaya Aquinas sedikit berbeda dengan filsuf lainnya, sebab ia mencampurkan rasio dengan iman dalam setiap ajarannya. Aquinas pun selalu melakukan pengamatan dengan cara induksi maupun deduksi. Pengamatan ini merupakan salah satu bukti bahwa Aquinas menerapkan metode Aristoteles dalam setiap ajaran dan metodenya.
            Menurut Aquinas, filsafat memiliki dua struktur besar yaitu, pengetahuan natural dan pengetahuan supernatural. Pengetahuan natural di dapat dari pengalaman manusia, pengalaman yang dialami manusia sendiri di dapat dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Berbeda dengan pengetahuan natural, pengetahuan supernatural di dapat dari Allah dan iman manusia kepada Allah. Seluruh pengetahuan tersebut ada untuk membuat suatu pemahaman bahwa Allah itu ada.
            Menurutnya, iman ada untuk menuntun logika, agar logika yang dimiliki oleh setiap individu tidak salah dan individu dapat mengetahui kesimpulan dari logika yang dimilikinya. Sedangkan logika sendiri berguna untuk menjelaskan misteri dari iman itu sendiri.
            Pemikiran utam Aquinas adalah usahanya untuk mencoba merasionalkan kehadiran Allah dan memberikan alasan yang rasional mengapa Allah hadir. Menurutnya, Allah tidak dapat dijelaskan dengan penjelasan ontologis. Oleh karena itu, ia membuktikan kehadiran Allah lewat pengamatan yang dilakukannya.
            Aquinas menjelaskan lima teori besarnya mengenai Tuhan, yaitu:
1. Penggerak
Dalam teorinya, Aquinas melihat bahwa segala sesuatu tidak mungkin untuk dapat bergerak sendiri. Artinya, ada seseuatu yang menggerakannya sehingga sesuatu itu dapat bergerak. Namun, setiap penggerak pasti memiliki penggerak lainnya, oleh karena itu Aquinas berperndapat bahwa ada penggerak pertama yang menggerakkan sesuatu tersebut dan penggerak pertama itu adalah Tuhan.
2. Sebab- Akibat
Tidak ada sesuatudi dunia ini yang keberadaannya disebabkan oleh dirinya sendiri. Pasti ada penyebab awal yang menjadikannya demikian. Jika tidak awal dari sesuatu maka tidak akan ada akhir dari sesuatu itu. oleh karena itu harus ada yang memulai rangkaian sebab-akibat tersebut dan yang memulai adalah Tuhan.
3. Siapa yang menciptakan
Apakah bumi dan segala isinya ada dengan sendirinya? Atau apakah itu semua ada karena adanya sebuah kebetulan? Menurut Aquinas, bumi dan seluruh isinya ada bukan karena sebuah kebetulan. Namun, ada yang membuat kita ada yaitu yang Maha ada dan Ia adalah Tuhan.
4. Kelas kualitas
Terdapat bermacam-macam kualitas di dunia ini, mulai dari yang rendah sampai dengan kualitas terbaik. Kualitas yang terbaik itu hanya dimiliki oleh sesuatu yang abadi dan sempurna yaitu Tuhan.
5. Menciptakan kepintaran
Semua mahluk memiliki kepintaran untuk dapat mengatur kehidupannya dan yang paling berwenang untuk mengatur, mengarahkan dan memberikan keteraturan kehidupan adalah Tuhan.
            Thomas Aquinas sering disebut-sebut sebagai buyut dari teologi sistematika. Di dalam perjalanannya untuk merasionalkan Allah, ia mengajukan sebuah pertanyaan besar mengenai bagaimana cara menjelaskan Allah. Pasalnya, jika kita terlalu mahir dalam menjelaskan siapa Allah maka kemuliaan Allah akan berkuran dan jika kita terlalu kaku dan membatasi diri dalam menjelaskan Allah maka akan muncul mistimisme.
            Aquinas pun menjelaskan bahwa ada tiga cara yang dapat kita gunakan untuk menjelaskan keilahian Allah.
1. Afirmatif: mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki lima sikap di atas. Oleh karena itu, hanya Allah yang tidak mungkin tidak sempurna (pasti sempurna). Sifat-sifat-Nya yang sederhana, sempurna, dan tidak berakhir menyebabkan Allah menjadi superior.
2. The negative way (cara negatif): tidak ada hal yang tidak membuatnya sempurna (tidak tergantikan, tidak berawal dan tidak berakhir)
3. Cara eminensia: Allah dapat didefinisikan dari kata kata sifat yang terbaik. Misalnya, Allah itu baik, Allah itu Maha tahu, dan Allah itu penyayang. Jika ada kata sifat yang tidak dapat dolekatkan manusia, dapat dilekatkan kepada Allah.
            Aquinas dengan tegas menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia berdasarkan level dan kuasa tertentu, dan malaikat berada pada kelas pertama. Aquinas menyatakan bahwa jiwa menjadi pembeda antara mahluk yang hidup dengan yang tidak hidup (tidak memilik jiwa). Oleh karena itu, Aquinas menganggap malaikat sebagai mahluk hidup karena malaikat memeliki jiwa.
            Manusia sendiri memiliki lima daya di dalam hidupnya, yaitu:
1. vegetatif (menjelaskan pembiakan manusia, jiwa masih tercampur dengan zat)
2. sensitif (berhubungan dengan keinginan manusia)
3. menggerakkan
4. berpikir
5. mengenal
Keseluruhan daya yang terdapat dalam jiwa manusia tersebut menyebabkan manusia berkedudukan sebagai alat Allah. Artinya, jiwa manusia harus digunakan untuk melaksanakan keinginan Allah. Namun, muncul permasalahan, yaitu kita tidak megetahui secara pasti apa yang menjadi keinginan Allah.
Aquinas pun berpendapat bahwa di dalam kehidupan ini setiap mahluk, khususnya manusia memerlukan keadilan dan kesejateraan sosial. Hal tersebut dapat terjadi apabila ada pengaturan yang jelas akan itu semua, dan pengaturan itu dapat dilakukan melalui hukum alam, hukum positif, dan hukum pribadi.

berdasarkan sumber: laporan kuliah Pdt. Binsar Pakpahan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar